Kabar Covid-19 di Beberapa Negara yang Mengalami Lonjakan

Jakarta - Dunia masih berjuang menghadapi pandemi corona yang kembali mengganas. Bahkan beberapa negara kembali mencatatkan penambahan kasus penularan yang siginifikan.

Salah satunya adalah Swiss. Negara tersebut kini dilanda oleh gelombang ke-5 COVID-19 Begitu juga di Jerman, penambahan kasus membuat pemerintahnya mengambil kebijakan lockdown bagi warga yang belum menerima vaksin.

Swiss Hadapi Gelombang Kelima COVID-19

Kabar tak sedap datang dari Swiss. Kasus corona di negara tersebut meningkat empat kali lipat dalam sebulan. Pada Kamis (18/11) kasus corona di sana bertambah lebih dari 6.000 kasus. Complete kasusnya, mencapai 931.000.

Meski begitu Swiss belum berencana untuk menerapkan pembatasan baru bagi warganya. Menteri Kesehatan Swiss Alain Barset menyebut negaranya berada di gelombang kelima pandemi corona.

"Kami jelas menghadapi gelombang kelima," kata Alain Berset saat konferensi pers dikutip dari AFP.

Di sisi existed, upaya vaksinasi di Swiss berjalan lambat. Pada 23 April, negara itu baru memvaksin 10 persen populasinya. Jumlah tersebut lalu meningkat dalam tiga bulan menjadi 50 persen.

Jerman Lockdown Warga yang Belum Divaksin


Jerman kembali mengambil kebijakan sulit untuk menekan penularan infection corona. Jerman, resmi menerapkan lockdown untuk warga yang belum divaksinasi.

Jerman menghadapi peningkatan kasus corona beberapa waktu belakangan. Kasus baru di Jerman melonjak menjadi 65.371 yang merupakan jumlah tertinggi sepanjang pandemi.

Dikutip dari AFP, Kanselir Jerman, Angla Merkel, menyebut situasi saat ini begitu dramatis. Menurut dia kenaikan eksponensial kasus corona dan keterisian tempat tidur ICU harus segera dihentikan.

Kebijakan lockdown yang diterapkan Jerman membuat mereka yang belum divaksin harus menunjukkan hasil tes negatif corona saat menggunakan transportasi umum atau pergi ke kantor.

Tidak hanya itu, mereka yang belum divaksin juga akan dilarang ke ruang publik. Hal ini berlaku untuk yang tinggal wilayah dengan tingkat keterisian rawat inap rumah sakit lebih dari tiga pasien per 100.000 orang. Aturan yang disebut 2G itu akan berlaku untuk acara besar serta fasilitas rekreasi dan olahraga.

Sementara daerah dengan tingkat rawat inap lebih dari enam harus menerapkan aturan '2G plus', yaitu peserta perlu diuji serta divaksinasi. Sedangkan daerah dengan tingkat di atas sembilan harus menerapkan tindakan tambahan seperti pembatasan kontak.

Prancis Belum Akan Lockdown Warga yang Belum Vaksin


Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Prancis tidak perlu memberlakukan lockdown pada orang yang tidak divaksinasi. Kebijakan ini berbeda dengan negara-negara di eropa lainnya yang memilih me-lockdown warganya yang belum vaksin.

"Negara-negara yang mengunci yang tidak divaksinasi adalah mereka yang belum memberlakukan izin (kesehatan). Oleh karena itu langkah ini tidak diperlukan di Prancis," kata Macron dikutip dari Reuters, Jumat (19/11).

Prancis menerapkan aturan bukti vaksinasi atau tes negatif untuk warga yang ingin pergi ke restoran, kafe, bioskop, naik kereta jarak jauh dan lainnya.

Lebih lanjut, Macron mengatakan dia masih menunggu panduan dari otoritas kesehatan tentang apakah dosis ketiga (booster) harus diperpanjang untuk semua yang memenuhi syarat untuk vaksin.

"Jika terbukti bahwa dosis ketiga efektif dan diperlukan untuk masyarakat luas, maka jelas kami akan memasukkannya ke dalam izin kesehatan," kata Macron.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jangan Tergoda Oleh Skin Care yang Bisa Memuluskan dan Memutihkan Kulit Dengan Cepat

Beberapa Masalah Penyebab Ketiak Tetap Bau Walaupun Sudah Mandi

Kasus Gagal Vaksin Gara-gara NIK Telah di Pakai Orang Lain